Sabtu, 30 September 2017

Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan Kereta Api Indonesia (KAI) di Masa Depan

Oleh: Hendra Laksana Putra

Armada Baru
sumber gambar: https://kai.id/

Saya adalah salah satu pengguna jasa Kereta Api Indonesia (KAI), terutama Kereta Malioboro Express. Hal ini berawal ketika saya mulai kuliah di UGM Yogyakarta.
Pertengahan tahun 2014, saya mulai menjadi mahasiswa di UGM. Karena saya berasal dari Tulungagung, tentunya sangat membutuhkan transportasi darat yang aman dan nyaman. Pada tahun pertama saya kuliah di Yogyakarta, saya lebih sering menggunakan bus ketika pulang kampung ke Tulungagung. Demikian juga ketika saya kembali lagi ke Yogyakarta. Waktu itu tarif bus sekitar 55 ribu rupiah untuk satu kali perjalanan. Tetapi harus ganti bus 2 kali di Brakan, Kertosono. Saya rasa hal ini cukup mengkhawatirkan dari segi keselamatan dan keamanan. Terlebih saya harus selalu mengenakan masker ketika naik bus. Maklum saja, AC bus dan aromanya tidak bisa berkompromi dengan tubuh saya. Sehingga ketika menaiki bus tujuan Yogyakarta, hanya ada satu kegiatan yang saya lakukan. Tak ada yang lain, kecuali tidur bersama masker sambil menahan mabuk perjalanan. Tahukan perjalanan Tulungagung-Yogyakarta butuh berapa jam? Dengan bus malam, paling cepat 6 jam perjalanan. Tetapi ketika siang hari saya pernah mengalami perjalanan hampir 12 jam. Selain karena macet, bus yang saya naikki berhenti sangat lama di beberapa terminal.
Di tahun kedua kuliah saya, kereta api menjadi salah satu pilihannya. Ketika pertama kali mencoba naik Kereta Malioboro Express, saya tercengang dengan harga tiketnya. Untuk kelas ekonomi dengan harga termurahnya, sekitar 140 ribu rupiah. Harga yang sangat mahal jika dibandingkan dengan pengalaman saya selama hampir setahun dengan bus jurusan Yogyakarta. Tetapi ketika menikmati perjalanan pertama saya menggunakan jasa KAI itu, ternyata harga tersebut sangat sebanding. AC-nya cukup bisa berkompromi dengan tubuh saya. Pun juga hampir selalu tepat waktu. Keterlambatan kereta yang pernah saya alami, baru satu kali.
Awal tahun 2017 ini, KAI menambah jalur kereta Kahuripan sehingga melewati Tulungagung. Harganya lebih murah, sekitar 80-an ribu rupiah saja. Tetapi di sana fasilitasnya agak kurang jika dibandingkan Malioboro Express. Ditambah jadwalnya tidak terlalu baik. Pukul 2:52 dini hari keberangkatan dari Yogyakarta. Dan saya pernah ketinggalan sekali. Waktu itu kereta berjalan tepat di depan mata saya. Bye … bye …
Beberapa hal di atas mungkin dapat menjadi pertimbangan jika ingin bertransportasi di jalur darat. Kereta api bisa jadi pilihan yang tepat. Keselamatan, keamanan, dan kenyamanannya kian meningkat. Selain itu pemandangan di sepanjang perjalanannya lebih mirip berwisata daripada berkendara. Mungkin hal ini perlu lebih diperhatikan lagi. Siapa tahu kedepannya KAI bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga sebagai salah satu pilihan wisata alam yang mampu mengedukasi.
-ooo-
Beberapa hal yang ingin saya sampaikan tentang KAI, yaitu terkait keselamatan, keamanan, dan kenyamanannya. Menurut saya ketiga hal ini sangat penting sekaligus menjadi bahan pertimbangan yang paling dinamis. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan konsumen, pengguna jasa KAI. Dimana globalisasi telah membuat gaya hidup banyak orang lebih sering berganti. Pun dengan tuntutannya terhadap fasilitas umum, termasuk kereta api.
Keselamatan dalam perjalanan kereta api di Indonesia sudah cukup baik. Tetapi ada beberapa hal yang membuat saya masih risau. Seperti ketika kereta akan berangkat, tak ada pemantauan apakah setiap orang telah menempati kursinya masing-masing. Ada yang masih berdiri dan sibuk dengan barang-barang bawaannya. Dan yang lebih parah lagi, orang yang buru-buru karena baru tiba di stasiun diminta lari dan segera memasuki gerbong kereta yang sudah berjalan. Walaupun kereta masih berjalan dengan kecepatan 1 km/jam sekalipun, ini bukan perilaku yang aman. Jika hal semacam ini masih dibudayakan, jelas sekali bahwa faktor keselamatan di KAI dinomor duakan. Hal ini sebenarnya masih memerlukan pengkajian lebih lanjut. Pasalnya pola keberangkatan penumpang pun masih banyak yang tidak tiba di awal waktu sebelum keberangkatan kereta api.
Kejadian yang lain adalah sebuah kejadian yang pernah saya alami sendiri beberapa bulan yang lalu. Ya, saya melompat dari gerbong yang sudah berjalan. Waktu itu saya baru terbangun dari tidur, tetapi kereta baru saja berjalan meninggalkan stasiun tujuan saya. Dengan kepanikan saya membuka kunci pintu gerbong kereta dan langsung melompat. Perasaan saya kereta masih berjalan sangat pelan. Tetapi ternyata luka yang saya alami waktu itu yang membuktikan bahwa ternyata kecepatan kereta sudah rumayan.
Kejadian ini bisa dibilang adalah kesalahan saya sepenuhnya. Saya akui itu. Tetapi pihak KAI tentunya harus mempersiapkan solusi terkait hal ini. Selepas kejadian itu, saya berpikir tentang pengunci pintu gerbong yang terpusat. Sehingga tak ada yang bisa membuka pintu gerbong selain kendali di gerbong pusat. Hal ini juga terkait kemanan penumpang yang kondisinya sedang tidak normal. Seperti ketika saya baru bangun tidur tadi. Inovasi ini sangat bermanfaat. Selain keselamatan dan keamanan dari penumpang kereta semakin terjamin, desain dan fitur pintu-pintu gerbong kereta akan lebih baru dan modern. Karena tidak mungkin masih menggunakan pintu yang lama bukan?
Terkait keamanan di stasiun maupun di dalam gerbong, KAI sepertinya sudah memaksimalkannya dengan meniadakan penjual asongan, pengamen, maupun pengantar yang tidak diperkenankan masuk ke ruang tunggu. Tetapi saya pernah mendapati ada kereta lewat di Stasiun Lempuyangan dengan membawa banyak penumpang berdesakan dengan posisi berdiri. Seperti kereta Pramek. Hal ini mungkin bisa lebih dikondisikan. Mungkin harganya sangat murah, tetapi keselamatan dan keamanan penumpang bukan untuk ditukar dengan rupiah. Walaupun mungkin harga yang murah masih menjadi bahan pertimbangan kebanyakan penumpang kelas menengah.
Faktor terakhir yang paling dinamis adalah kenyamanan. Terkait kenyamanan, KAI sudah sangat menyesuaikan dengan harga-harga tiket di masing-masing kelasnya. Tetapi ada beberapa hal yang ingin saya tawarkan. Dan semoga dapat dijadikan pertimbangan. Syukur jika  segera diterapkan. Beberapa hal tersebut antara lain:
1.      Terdapat pemberitahuan online kepada penumpang secara individu sebelum keberangkatan. Hal ini juga bisa diterapkan di waktu setelah keberangkatan seperti ucapan terimakasih dan sejenisnya.
Zaman sekarang akses internet sangat mudah. Semuanya serba online. Tujuan utama pemberitahuan ini adalah untuk mengingatkan keberangkatan konsumen. 1 atau 2 jam sebelum keberangkatan disarankan untuk segera bergegas berangkat. Paling sederhana dapat berupa SMS atau ­auto-calling. Perangkat pendukung pada OS Android sepertinya menjadi salah satu yang paling diminati. Dengan begitu konsumen akan merasa lebih diperhatikan. Pun dapat mengantisipasi jika ada kelupaan jam keberangkatan atau keteledoran konsumen lainnya.
Selain itu KAI menjadi memiliki kesan baik. Pelayanan meningkat, kenyamanan konsumenpun semakin memikat.
2.      Renovasi stasiun harus tetap mempertahankan ciri khas bangunan dan aksesoris kunonya.
Entah kenapa keadaan-keadaan stasiun kereta api kebanyakan masih terkesan kuno. Peninggalan penjajahan masih dipertahankan. Kesan klasik menjadi salah satu kekuatan dari KAI. Tetapi saya menjumpai beberapa renovasi di beberapa stasiun. Saya harap renovasi itu hanya untuk memperbaiki kualitas dan fungsi stasiun. Dan tak sampai mengganti kesan klasik dari stasiun itu sendiri.
Dan satu lagi terkait pemesanan tiket langsung (off-line). Pada pemesanan tersebut entah kenapa pelayanannya masih sangat kurang. Hal ini pernah saya alami sekali di Stasiun Tulungagung. Pelayan hanya 2 orang, sering ditinggal, dan antrian sampai tumpah-tumpah. Semoga kedepannya bisa semakin baik. Karena pemesanan tiket online tak selamanya efektif. Terutama bagi sebagian masyarakat yang masih asing dengan jejaring sosial. Atau bisa juga ketika ingin memesan tiket dadakan.
3.      Ada kerjasama antara KAI dengan daerah sekitar rel-rel yang dilewati gebong kereta, sehingga nilai kenyawanan wisata dalam bertransportasi semakin kuat melekat sebagai ciri khas kereta api di Indonesia.
Salah satu yang membuat perjalanan dengan kereta api semakin menawan adalah pemandangan di sekitar rel-rel yang dilewati. Kadangkala ada sawah, beberapa bukit dan hutan, dan tak jarang pengguna kereta api juga menikmati kemacetan kendaraan di jalanan. Entah kenapa saya termasuk salah satu yang sangat menikmati hal ini. Dalam perjalanan saya bak wisatawan.
Semoga saja ada pengelolaan dari KAI terkakit hal ini. Entah berupa kerjasama atau negosiasi sejenisnya agar area sekitar rel-rel kereta dipertahankan untuk cuci mata. Selain itu mungkin juga sangat bermanfaat untuk penghijauan di tengah padatnya pertumbuhan bangunan.
Saat ini kereta api mungkin menjadi salah satu transportasi darat terbaik. Kualitas dan kuantitasnya semakin mumpuni. Faktor keselamatan, keamanan, dan kenyamanan terus ditingkatkan. Semoga selalu mengikuti perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakatnya. Dan cepatnya perubahan zaman tak menjadikan KAI ketinggalan zaman. Pun juga tetap menjaga kearifan lokal sebagai manusia Indonesia.
Keselamatan, keamanan, dan kenyamanan adalah tentang pelayanan. Pelayanan terbaik dari KAI, adalah yang paling dicari.




Sleman, 30 September 2017

0 komentar:

Posting Komentar

 

Look & See

TERIMAKASIH

Selamat menikmati. Jangan ragu memberi komentar, karena dari cermin orang lain kita melihat hal yang selama ini tersembunyi menghalangi kita berdiri.

About

It's about US
semua tulisan di blog ini merupakan karya saya sendiri, Hendra Laksana Putra. Jika ada yang bukan dari saya, sebisa mungkin saya sertakan sumbernya. Mohon untuk di koreksi yaaaa . . . . Terimakasih. Don't forget to be happy . . . .