Minggu, 13 Maret 2016

Mengajar atau Belajar ……. ????

by : Hendra Laksana Putra
Sumber gambar : exellentprivate.com

Kkkkkrrrrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnggggggggggg……………………… Suara dering bel sebuah rumah berbunyi. Bel yang sengaja ku pencet, karena aku tiba disebuah rumah yang belum pernah ku datangi sebelumnya. Rumah yang bagus dengan lampu yang menyala seperti mau tidur. 3 kali bel berbunyi baru lah ada suara orang yang membuka pintu. Seorang laki-laki bersarung menyapaku, “ Cari siapa mas..?” tanyanya dengan nada seperti orang yang belum kenal. Ya… kami memang belum kenal. Setelah sedikit berbincang diapun masuk ke dalam rumah. Di depan pintu, berdiri, dan menunggu datangnya ia kembali. Beberapa menit kemudian dia membuka pintu lagi 
dan mempersilahkan saya masuk dan berbalik sambil mempersilahkan saya duduk di sana. Tak lama berselang muncul seorang anak dengan kotak pensil di tangan kanannya yang datang dan langsung memperkenalkan dirinya, “ Saya Nauval.” “ Saya Hendra,” jawab saya. Sepertinya dia anak yang pemalu. Pertama melihatnya saya agak kaget karena dia tidak seperti anak kelas 1 SMA, dia lebih mirip anak SD, batin saya. Diapun duduk, kami berbincang-bincang dan saling tahu banyak hal tentang kami. Dia memang masih anak-anak, tapi dialah ternyata anak yang akan saya ajar privat dan itu adalah pengalaman pertama bagi saya.
Matematika. Itulah materi yang akan saya bawakan kepadanya. Mulai dengan persamaan linier dan berujung dengan persamaan linier pula. Dia ternyata tidak begitu pemalu ketika dengan orang yang sudah dikenalnya. Bercerita banyak kesana kemari sampai lupa materi apa yang sedang dibahas waktu itu. Di secarik kertas ku tulis beberapa soal dan dia banyak yang tidak dikerjakan, entah dia sudah bisa dan malas mengerjakannya atau memang dia belum bisa dan tidak ingin mengerjakannya. 2 lembar kertas hampir penuh dengan tulisan angka dan sedikit huruf, dia malah meminta untuk mebuat sesuatu dari kertas-kertas itu. Awalnya ingin membuat pesawat-pesawatan, tapi saya member tawan untuk membuat perahu, dan akhirnya kamipun membuat perahu. Dia hanya ingin bermain atau sedang tidak ingin belajar. Entahlah, yang pasti kami tertawa bersama-sama.
Banyak cerita 90% diluar materi, mulai dari film SpongeBob, tempat tinggal saya, masalah perkuliahan saya sampai hal-hal konyol lain yang seharusnya tidak ada. Tapi bagi saya dia bahagia dalam belajarnya.
Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 20.30 dan saya harus segera mengakhiri pertemuan hari itu. Saya meminta Nauval untuk memanggil orang tuanya sebelum pulang. Datanglah seorang laki-laki yang lebih tua dari laki-laki  bersarung tadi. Ternyata itu adalah ayahnya Nauval. Kami bercakap-cakap tentang Nauval saat itu dan dia di antara kami tentunya. Banyak hal yang kami bicarakan. Tentang nilai ulangan, materi, sampai masuk kuliah jalur undangan. Dan bla bla bla……… ayahnya terlalu menuntut Nauval untuk mendapat nilai sempurna, baik terus dan semuanya. Dan sepertinya anak ini juga kurang bersosial dirumah. Dia hanya ditemani kedua orang tua dan pembantunya. Dia butuh teman belajar, bermain, dan yang bisa diajak tertawa bersama. Hal-hal seperti itu mungkin sangat mahal baginya. Terkadang terlintas di pikiran saya juga bahwa saya harus lebih mensyukuri keadaan saat ini dan yang lalu, apapun itu. Dia punya banyak hal yang tidak saya miliki, tapi mungkin saya memiliki sedikit hal yang sangat berarti dan sulit baginya untuk merasakannya.
Minggu depan aku akan datang kembali lagi. Dan akan kembali menemanimu sampai kita memang harus sudah mengakhirinya karena waktu.


12 – 11 – 2014
Kentungan Jogja

"Dulu . . . ."

0 komentar:

Posting Komentar

 

Look & See

TERIMAKASIH

Selamat menikmati. Jangan ragu memberi komentar, karena dari cermin orang lain kita melihat hal yang selama ini tersembunyi menghalangi kita berdiri.

About

It's about US
semua tulisan di blog ini merupakan karya saya sendiri, Hendra Laksana Putra. Jika ada yang bukan dari saya, sebisa mungkin saya sertakan sumbernya. Mohon untuk di koreksi yaaaa . . . . Terimakasih. Don't forget to be happy . . . .